Feeds:
Pos
Komentar

Budidaya Kelapa sawit

PENDAHULUAN

Kelapa sawit sesuai ditanam di kawasan tanah yang gembur, tanah liat gembur dan tanah gambut (kurang dari satu meter dalam).

Tanah gambut (lebih satu meter dalam), tanah masam dan tanah paya adalah kurang sesuai bagi tanaman kelapa sawit. Walau bagaimanapun dengan pengurusan sistem pengairan dan pembajaan yang sempurna, jenis-jenis tanah ini boleh juga ditanam dengan kelapa sawit dengan jayanya.

PERLAKSANAAN KERJA

Kerja-kerja pembersihan, pembarisan dan penanaman kacang penutup bumi dikawasan ladang hendaklah disempurnakan sebelum menanam anak-anak pokok kelapa sawit.

Pembersihan: Kerja-kerja membersih ladang hendaklah mengambilkira kos bunuh dan jentera, keadaan tanah (curam atau rata), hutan atau kawasan tanam semula.

Lanjut Baca »

Kultur Jaringan

Kultur Jaringan adalah teknik memperbanyak tanaman dengan memperbanyak jaringan mikro tanaman yang ditumbuhkan secara invitro menjadi tanaman yang sempurna dalam jumlah yang tidak terbatas. Yang menjadi dasar kultur jaringan ini adalah teori totipotensi sel yang berbunyi “setiap sel organ tanaman akan mampu tumbuh menjadi tanaman yang sempurna jika ditempatkan di lingkungan yang sesuai. Tujuan dari teknik ini adalah untuk memperbanyak tanaman dengan waktu yang lebih singkat.

Begitu banyak tanaman yang dapat dibudidayakan dengan kultur jaringan ini seperti Acasia sp, Eucalyptus sp, jati, jelutung, gaharu, sengon, sonokeling, berbagai jenis pisang, berbagai jenis anggrek, dsb.

Lanjut Baca »

BUDIDAYA PADI

SYARAT TUMBUH
Padi dapat tumbuh pada ketinggian 0-1500 mdpl dengan temperatur
19-270C , memerlukan penyinaran matahari penuh tanpa naungan. Angin berpengaruh pada penyerbukan dan pembuahan. Padi menghendaki tanah lumpur yang subur dengan ketebalan 18-22 cm dan pH tanah 4 – 7.
PEDOMAN TEKNIS BUDIDAYA
A.Benih
Dengan jarak tanam 25 x 25 cm per 1000 m2 sawah membutuhkan 1,5-3 kg. Jumlah ideal benih yang disebarkan sekitar 50-60 gr/m2. Perbandingan luas tanah untuk pembenihan dengan lahan tanam adalah 3 : 100, atau 1000 m2 sawah : 3,5 m2 pembibitan
B.Perendaman Benih
Benih direndam POC NASA dan air, dosis 2 cc/lt air selama 6-12 jam. tiriskan dan masukkan karung goni, benih padi yang mengambang dibuang. Selanjutnya diperam menggunakan daun pisang atau dipendam di dalam tanah selama 1 – 2 malam hingga benih berkecambah serentak.
C.Pemeliharaan Pembibitan/Penyemaian
Persemaian diairi dengan berangsur sampai setinggi 3 – 5 cm. Setelah bibit berumur 7-10 hari dan 14-18 hari, dilakukan penyemprotan POC NASA dengan dosis 2 tutup/tangki.
D. Pemindahan benih
Bibit yang siap dipindahtanamkan ke sawah berumur 21-40 hari, berdaun 5-7 helai, batang bawah besar dan kuat, pertumbuhan seragam, tidak terserang hama dan penyakit.
F. Pemupukan
Pemupukan seperti pada tabel berikut, dosis pupuk sesuai dengan hasil panen yang diinginkan. Semua pupuk makro dicampur dan disebarkan merata ke lahan sesuai dosis.
Khusus penggunaan Hormonik bisa dicampurkan dengan POC NASA kemudian disemprotkan ( 3-4 tutup NASA + 1 tutup HORMONIK /tangki ). Hasil akan bervariasi tergantung jenis varietas, kondisi dan jenis tanah, serangan hama dan penyakit serta

TABEL PENGGUNAAN POC NASA DAN SUPERNASA

Waktu Aplikasi

Jenis Pupuk

Olah Tanah (kg)

14 hari ( kg )

30 hari ( kg )

45 hari ( kg )

60 hari ( kg )

Urea

36,5

9

9

9

9

ZA

3,5

1

1

1

1

SP-36

6,5

1,5

1,5

1,5

1,5

KCl

20

5

5

5

5

Dolomit

13

3

3

3

3

SPR NASA

2 botol ( siram)

2 botol ( siram)

Catatan : Dosis produksi padi 1,2 – 1,7 ton/ 1000 M2 Gabah Kering Panen

Waktu Aplikasi

Jenis Pupuk

Olah Tanah (kg)

10–14 hari ( kg )

25–28 hari ( kg )

42–45 hari ( kg )

Urea

12

6

6

6

SP-36

10

50

KCl

7

8

SPR NASA

1 botol (siram)

5

5

5

POC NASA

4-5 ttp/tgk (semprot)

4-5 ttp/tgk (semprot)

4-5 ttp/tgk (semprot)

Catatan : Dosis produksi padi 0,8 – 1,1 ton/ 1000 M2 Gabah Kering Panen

Waktu Aplikasi

Jenis Pupuk

Olah Tanah (kg)

10–14 hari ( kg )

25–28 hari ( kg )

42–45 hari ( kg )

Urea

10

4,5

4

4

SP-36

11,5

KCL

5

6,5

POC NASA

20-40 ttp (siram)

4-8 ttp/tgk (semprot)

4-8 ttp/tgk (semprot)

4-8 ttp/tgk (semprot)

HORMONIK

1 ttp/tgk campur NASA

1 ttp/tgk campur NASA

Catatan : Dosis produksi padi 0,8 – 1,1 ton/ 1000 M2 Gabah Kering Panen

Cara Penggunaan SUPER NASA & POC NASA
1. Pemberian SUPER NASA dengan cara dilarutkan dalam air secukupnya kemudian disiramkan ( hanya disiramkan)
2. Jika dengan POC NASA dicampur air secukupnya bisa disiramkan atau disemprotkan.
3. Khusus SP-36 bisa dilarutkan SUPER NASA atau POC NASA, sedang pupuk makro lainnya disebar secara merata.
G. PENGOLAHAN LAHAN RINGAN
Dilakukan pada umur 20 HST, bertujuan untuk sirkulasi udara dalam tanah, yaitu membuang gas beracun dan menyerap oksigen.
H.PENYIANGAN
Penyiangan rumput-rumput liar seperti jajagoan, sunduk gangsir, teki dan eceng gondok dilakukan 3 kali umur 4 minggu, 35 dan 55.
I. PENGAIRAN
Penggenangan air dilakukan pada fase awal pertumbuhan, pembentukan anakan, pembungaan dan masa bunting. Sedangkan pengeringan hanya dilakukan pada fase sebelum bunting bertujuan menghentikan pembentukan anakan dan fase pemasakan biji untuk menyeragamkan dan mempercepat pemasakan biji.
J. PENGENDALIAN HAMA DAN PENYAKIT
· Hama putih (Nymphula depunctalis)
Gejala: menyerang daun bibit, kerusakan berupa titik-titik yang memanjang sejajar tulang daun, ulat menggulung daun padi. Pengendalian: (1) pengaturan air yang baik, penggunaan bibit sehat, melepaskan musuh alami, menggugurkan tabung daun; (2) menggunakan BVR atau Pestona · ·Padi Thrips (Thrips oryzae)
Gejala: daun menggulung dan berwarna kuning sampai kemerahan, pertumbuhan bibit terhambat, pada tanaman dewasa gabah tidak berisi. Pengendalian: BVR atau Pestona.
· Wereng penyerang batang padi: wereng padi coklat (Nilaparvata lugens), wereng padi berpunggung putih (Sogatella furcifera) dan Wereng penyerang daun padi: wereng padi hijau (Nephotettix apicalis dan N. impicticep).
Merusak dengan cara mengisap cairan batang padi dan dapat menularkan virus. Gejala: tanaman padi menjadi kuning dan mengering, sekelompok tanaman seperti terbakar, tanaman yang tidak mengering menjadi kerdil. Pengendalian: (1) bertanam padi serempak, menggunakan varitas tahan wereng seperti IR 36, IR 48, IR- 64, Cimanuk, Progo dsb, membersihkan lingkungan, melepas musuh alami seperti laba-laba, kepinding dan kumbang lebah; (2) penyemprotan BVR
· Walang sangit (Leptocoriza acuta)
Menyerang buah padi yang masak susu. Gejala buah hampa atau berkualitas rendah seperti berkerut, berwarna coklat dan tidak enak; pada daun terdapat bercak bekas isapan dan bulir padi berbintik-bintik hitam.
Pengendalian: (1) bertanam serempak, peningkatankebersihan, mengumpulkan dan memusnahkan telur, melepas musuh alami seperti jangkrik, laba-laba; (2) penyemprotan BVR atau PESTONA
· Kepik hijau (Nezara viridula)
Menyerang batang dan buah padi. Gejala: pada batang tanaman terdapat bekas tusukan, buah padi yang diserang memiliki noda bekas isapan dan pertumbuhan tanaman terganggu. Pengendalian: mengumpulkan dan memusnahkan telur-telurnya, penyemprotan BVR atau PESTONA
· Penggerek batang padi terdiri atas: penggerek batang padi putih (Tryporhyza innotata), kuning (T. incertulas), bergaris (Chilo supressalis) dan merah jambu (Sesamia inferens). Menyerang batang dan pelepah daun. Gejala: pucuk tanaman layu, kering berwarna kemerahan dan mudah dicabut, daun mengering dan seluruh batang kering. Kerusakan pada tanaman muda disebut hama “sundep” dan pada tanaman bunting (pengisian biji) disebut “beluk”. Pengendalian: (1) menggunakan varitas tahan, meningkatkan kebersihan lingkungan, menggenangi sawah selama 15 hari setelah panen agar kepompong mati, membakar jerami; (2) menggunakan BVR atau PESTONA
· Hama tikus (Rattus argentiventer)
Menyerang batang muda (1-2 bulan) dan buah. Gejala: adanya tanaman padi yang roboh pada petak sawah dan pada serangan hebat ditengah petak tidak ada tanaman. Pengendalian: pergiliran tanaman, tanam serempak, sanitasi, gropyokan, melepas musuh alami seperti ular dan burung hantu, penggunaan NAT (Natural Aromatic).
· Burung
Menyerang menjelang panen, tangkai buah patah, biji berserakan. Pengendalian: mengusir dengan bunyi-bunyian atau orang-orangan.
· Penyakit Bercak daun coklat
Penyebab: jamur Helmintosporium oryzae.
Gejala: menyerang pelepah, malai, buah yang baru tumbuh dan bibit yang baru berkecambah. Biji berbercak-bercak coklat tetapi tetap berisi, padi dewasa busuk kering, biji kecambah busuk dan kecambah mati. Pengendalian: (1) merendam benih di air hangat + POC NASA, pemupukan berimbang, tanam padi tahan penyakit ini.
· Penyakit Blast
Penyebab: jamur Pyricularia oryzae. Gejala: menyerang daun, buku pada malai dan ujung tangkai malai. Daun, gelang buku, tangkai malai dan cabang di dekat pangkal malai membusuk.
Pemasakan makanan terhambat dan butiran padi menjadi hampa. Pengendalian: (1) membakar sisa jerami, menggenangi sawah, menanam varitas unggul Sentani, Cimandiri IR-48, IR-36, pemberian pupuk N di saat pertengahan fase vegetatif dan fase pembentukan bulir; (2) pemberian GLIO di awal tanam
· Busuk pelepah daun
Penyebab: jamur Rhizoctonia sp. Gejala: menyerang daun dan pelepah daun pada tanaman yang telah membentuk anakan. Menyebabkan jumlah dan mutu gabah menurun. Pengendalian: (1) menanam padi tahan penyakit (2) pemberian GLIO pada saat pembentukan anakan
· Penyakit Fusarium
Penyebab: jamur Fusarium moniliforme. Gejala: menyerang malai dan biji muda menjadi kecoklatan, daun terkulai, akar membusuk. Pengendalian: merenggangkan jarak tanam, mencelupkan benih + POC NASA dan disebari GLIO di lahan
·Penyakit kresek/hawar daun
Penyebab: bakteri Xanthomonas campestris pv oryzae) Gejala: menyerang daun dan titik tumbuh. Terdapat garis-garis di antara tulang daun, garis melepuh dan berisi cairan kehitam-hitaman, daun mengering dan mati. Pengendalian: (1) menanam varitas tahan penyakit seperti IR 36, IR 46, Cisadane, Cipunegara, menghindari luka mekanis, sanitasi lingkungan; (2) pengendalian diawal dengan GLIO
· Penyakit kerdil
Penyebab: virus ditularkan oleh wereng coklat Nilaparvata lugens. Gejala: menyerang semua bagian tanaman, daun menjadi pendek, sempit, berwarna hijau kekuning-kuningan, batang pendek, buku-buku pendek, anakan banyak tetapi kecil. Pengendalian: sulit dilakukan, usaha pencegahan dengan memusnahkan tanaman yang terserang ada mengendalikan vector dengan BVR atau PESTONA.
· Penyakit tungro
Penyebab: virus yang ditularkan oleh wereng hijau Nephotettix impicticeps. Gejala: menyerang semua bagian tanaman, pertumbuhan tanaman kurang sempurna, daun kuning hingga kecoklatan, jumlah tunas berkurang, pembungaan tertunda, malai kecil dan tidak berisi. Pengendalian: menanam padi tahan wereng seperti Kelara, IR 52, IR 36, IR 48, IR 54, IR 46, IR 42 dan mengendalikan vektor virus dengan BVR.
K. PANEN DAN PASCA PANEN
·Panen dilakukan jika butir gabah 80 % menguning dan tangkainya menunduk
Alat yang digunakan ketam atau sabit
· Setelah panen segera dirontokkan malainya dengan perontok mesin atau tenaga manusia
· Usahakan kehilangan hasil panen seminimal mungkin
Setelah dirontokkan diayaki (Jawa : ditapeni)
· Dilakukan pengeringan dengan sinar matahari 2-3 hari
· Setelah kering lalu digiling yaitu pemisahan gabah dari kulit bijinya.

teknis-budidaya.blogspot.com/2007/10/budidayapadi

Ramadhan telah mengajari kita tentang hakikat nafsu. Sesungguhnya nafsu adalah keinginan. Ia bersifat netral, ia bisa baik bisa pula buruk. Kecenderungan ke arah keduanya ada, karena memang Allah swt yang memberikannya. “Maka Allah mengilhamkan kepada jiwa itu jalan kefasikan dan ketaqwaannya.” Maka setiap hari nafsu menjadi tempat pertarungan antara fujur dan taqwa. Jika fujur menang, dominasi syaitan lebih kuat, maka jadilah nafsu menjerumuskan diri ke arah maksiat. Sebaliknya jika taqwa yang menang, harapan terhadap pahala dan takut akan neraka lebih kuat, maka nafsu menjadi jinak dan menyerah kepada kebaikan.

Adapun posisi akal adalah sebagai pengendali nafsu. Dengan ilmu, akal bisa menaklukkan nafsu agar taat mengerjakan kebaikan. Dengan ilmu, akal bisa mengalahkah dominasi fujur. Misalnya, karena ilmu maka akal tahu bahwa dengan puasa akan mempersempit gerak syaitan dalam pembuluh darah. Sebab, gerak-gerik syaitan dalam tubuh manusia masuk dan beraksi melalui pembuluh darah. Maka, saat puasa ibarat manusia sedang mengekang tali nafsunya untuk tidak dikuasai syaitan.

Dengan ilmu dan hati yang bersih, akal juga tahu ke mana kuda nafsu ini berlari. Sehingga ia tahu mana perilaku nafsu yang fujur dan mana yang taqwa. Sesungguhnya pengetahuan membedakan perilaku nafsu ini pada setiap kondisi adalah hudan (petunjuk) dari Allah swt. Maka dari itu, permohonan hamba dalam shalatnya adalah untuk senantiasa mendapatkan petunjuk.

Ramadhan juga telah mengajari kita tentang perilaku nafsu. Ia tidak selamanya buruk. Yang menyebabkan buruk adalah karena dominasi keindahan dunia lebih kuat dari kepastian pembalasan amal di hari akhir nanti. Yang salah adalah dominasinya, bukan keindahan dunianya. Sebab, Allah memang menganugerahkan keindahan dunia kepada nafsu. Anugerah? Ya. Tanpa nafsu (dengan ketertarikan kepada dunia) maka manusia tidak tertarik kepada harta sehingga ia tidak akan mencari rezeki Allah di muka bumi; manusia tidak pula tertarik kepada lawan jenis sehingga ia tidak menikah; manusia juga tidak tertarik kepada kebanggan terhadap anak keturunan sehingga ia tidak akan mencetak generasi; dan sebagainya. “Dijadikan indah pada (pandangan) manusia kecintaan kepada apa-apa yang diingini, yaitu: wanita-wanita, anak-anak, harta yang banyak dari jenis emas, perak, kuda pilihan, binatang-binatang ternak dan sawah ladang. Itulah kesenangan hidup di dunia, dan di sisi Allah-lah tempat kembali yang baik (surga).”

Maka, “Dan adapun orang-orang yang takut kepada kebesaran Tuhannya dan menahan diri dari keinginan hawa nafsunya, maka sesungguhnya syurgalah tempat tinggal(nya).”

Ramadhan juga mengajari kita tentang jalan menuju taqwa. Bukan puasa secara lahir saja yang mengantarkan kepada taqwa. Bukankah setiap orang yang berpuasa pasti menahan makan, minum, dan pembatal lainnya? Setiap orang sama dalam hal ini. Namun, yang membuat beda adalah kondisi jiwa dimana aktvitas puasa berangkat darinya. Aktivitas puasa Ramadhan dilakukan secara penuh setiap harinya selama kurang lebih empat belas jam. Jika manusia mampu menghadirkan hati pada setiap detik saat puasa itu bahwa ia sedang berpuasa untuk Allah, bahwa ia sedang mempersembahkan amal terbaik untuk Allah, bahwa ia takut bermaksiat bukan karena sedang berpuasa tapi dengan puasanya ia takut kepada Allah, maka secara perlahan muraqabatullahnya bertambah. Jika ini dijalaninya setiap hari selama satu bulan lamanya, maka insya Allah jalan taqwa terbuka lebar.

Ramadhan juga mengajari kita tentang kemenangan. Apakah makna bahwa Allah membelenggu syaitan di bulan Ramadhan, kemudian Allah tutup pintu neraka dan buka pintu-pintu syurga? Artinya adalah jika di luar Ramadhan nafsu kita ditarik ke kanan atau ke kiri, bergantung apakah taqwa atau fujur yang mendominasi, maka saat Ramadhan kekuatan fujur itu Allah hilangkan sementara. Allah menahan dan membelenggunya sehingga yang tersisa adalah kekuatan taqwa. Lantas mengapa masih ada yang bermaksiat saat Ramadhan? Itu adalah bekas-bekas dominasi syaitan selama sebelas bulan sebelumnya sehingga nafsu hanya terbiasa dengan aktivitas fujur. Akibat dominasi fujur yang kuat selama ini, maka ia telah meninggalkan kebiasaan yang kuat bagi nafsu untuk selalu mengulang maksiat.

Inilah betapa sangat Pemurah-nya Allah swt secara khusus pada bulan Ramadhan. Ia hilangkan penyebab dominasi fujur, Ia belenggu syaitan. Sementara di sisi yang lain Ia perkuat penyebab dominasi taqwa, Ia janjikan ampunan total untuk semua dosa selama hidup, Ia janjikan setiap harinya ada orang-orang yang Ia bebaskan dari neraka dan Ia masukkan ke syurga, Ia janjikan pahala yang berlipat-lipat tanpa ada batas sesuai kehendaknya, dan Ia janjikan banyak berkah dalam setiap aktivitas manusia.

Subhanallah! Allaahu Akbar! Betapa luasnya kemurahan-Nya ‘dihamburkan’ untuk hamba-Nya selama Ramadhan. Maka wajar Rasulullah saw mengaminkan Jibril yang mendoakan “Celaka manusia yang tidak mendapatkan ampunan Allah dari Ramadhan”. Karena benar, betapa bodohya manusia kalau dari Ramadhan ia tidak mendapatkan ampunan dari Allah, padahal Allah sudah buka seluas-luasnya peluang itu.

Maka, bagi nafsu, Ramadhan adalah menghilangkan bekas-bekas pengaruh fujur dan memperkuat dominasi pengaruh taqwa. Allah berikan kemudahan kepada manusia untuk membakar bekas-bekas ini dengan menahan penyebabnya dan memperkuat tarikan taqwa. Subhanallah! Allaahu Akbar! (maka benar sesuai dengan makna harfiah Ramadhan adalah membakar) Jika ini dijalani dengan penuh kesadaran dalam setiap detik selama Ramadhan, maka nafsu akan bersih dari pengaruh fujur dan tunduk kepada dominasi taqwa.

Inilah makna fitrah pada hari raya Iedul Fitri, artinya manusia kembali kepada kondisi awal dimana jiwanya bersih. Inilah hakikat orang-orang yang menang, “sesungguhnya beruntunglah orang yang mensucikan jiwa itu.”

Ramadhan juga mengajari kita indahnya berbagi. Sebab, ternyata kebahagiaan itu datangnya bukan dari harta, bukan dari popularitas, bukan jabatan atau kedudukan. Mencari kebahagiaan dengan harta justru membuat takut akan jatuh miskin dan kehilangan harta. Mencari kebahagiaan dari popularitas justru membuat diri tertekan, tidak bebas, takut tidak dihormati dan direndahkan oleh orang lain, merasa sakit/iri dengan keberhasilan orang dan senang dengan kegagalan yang menimpa orang. Mencari kebahagiaan dengan jabatan justru membuat takut akan turunnya jabatan, setiap hari berpikir bagaimana naik jabatan. Betapa menderitanya…

Namun, dengan berbagi, bisa membuat orang lain menjadi sedikit berharta. Bisa membuat orang lain sedikit mengecap popularitas, dan bisa membuat orang lain mencapai kedudukannya yang lebih tinggi. Betapa indahnya berbagi…

Mari kita rayakan Hari Fithri dengan hati yang bersih, jiwa yang menang, dan kenikmatan berbagi dengan sesama!!!!!

Hello world!

Welcome to WordPress.com. This is your first post. Edit or delete it and start blogging!